Friday, June 22, 2007

Suka duka tinggal di pemukiman padat di Jakarta

Saat ini saya tinggal di Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, lokasi yang termasuk pemukiman padat, tercatat sebagai "wilayah merah" penyakit demam berdarah. Sanitasi lingkungannya buruk, banyak tempat tinggal penduduk (kebanyakan hanya berupa kamar yang langsung menghadap ke gang sempit) dibuat tanpa fasilitas MCK dan dapur yang memadai.

Bisa saja ada "penampakan" anak kecil sedang buang air besar *maaf* di got, sementara tidak berapa jauh (masih di atas aliran got yang sama) ada ibu-ibu yang sedang memasak sekadar penganan untuk kebutuhan keluarganya maupun untuk dijual. Bergeser sedikit, ada yang sedang mencuci pakaian memanfaatkan fasilitas umum berupa sumber air sumur berpompa tangan .

Alhamdulillah keluarga saya beruntung bisa mendapatkan rumah kontrakan, benar-benar "rumah". Ada dua kamar tidur ukuran 2,5m x 3m, satu kamar pembantu ukuran 2m x 2m, dapur yang memadai dengan basin pencuci piring, kamar mandi yang lumayan bersih dengan sumber air dari PAM Jaya. Tarifnya tidak begitu mahal, hanya Rp.7,000,000 pertahun saja, itu pun sudah naik (tahun 2004/2005 dan 2005/2006 = Rp.6,000,000 lalu naik menjadi Rp.6,500,000 tahun 2006/2007 lalu).

Seringkali terjadi, begitu kecilnya tempat tinggal sehingga orang tua tidak punya tempat tidur terpisah dari anak-anak. Jadilah (mungkin) hubungan suami istri tidak sepenuhnya tersembunyi, tidak heran banyak kasus hubungan seks pra-nikah di daerah ini. Di atas pukul 8 malam, banyak remaja (kebanyakan putus sekolah) nongkrong di sekitar rumah saya dengan dandanan "menarik". Yang putri hampir pasti mengenakan hipster dan baju ketat, semuanya rata-rata membawa ponsel model paling rendy (lengkap dengan kamera buat saling mengabadikan diri).

Sebelum ada wabah flu burung, banyak penduduk memelihara merpati untuk diadu. Tempat minumnya pun menjadi genangan potensial untuk tumbuhnya jentik-jentik nyamuk. Untungnya sekarang sudah ditertibkan.

Jika bisa memilih, ingin saya meninggalkan daerah ini dan menempati rumah milik sendiri di cluster yang lebih tertata di Telaga Kahuripan, Parung. Sayangnya, tinggal di Kayumanis sementara ini saya hitung-hitung lebih efisien dan ekonomis. Ongkos pulang-pergi ke kantor cukup Rp.7,000 per hari dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Sementara dari Parung, ongkos sekali jalan minimal Rp.13,000 (bisa mencapai Rp.28,000 per hari ongkos pergi pulang jika terpaksa naik ojek) dan perjalanan hampir dua jam.

Beginilah nasib kaum urban Jakarta yang masih belum masuk kalangan "mapan"...

7 Comments:

Anonymous dian onasis said...

hihihi..yang ini isi blog nya kemana Bunda alif ???

10:42 PM  
Anonymous Desrinda Syahfarin said...

tadinya pada masih kosong...sekedar mencatat "pokok-pokok pikiran" sementara belum ada mood nya untuk nulis ;p sekarang udah ada nih isinya, Oeni...

11:53 PM  
Anonymous dian onasis said...

mudah2an nggak lama lagi..desi udah ketemu rumah yang lebih dekat ke Jakarta....Aminnnn [jadi yg di Parung dijual aja,,beli baru..hehehe] ...atau mau pindah ke daerah dian... [sama aja...jauh juga ke Jakarta..hehehe]..

10:33 AM  
Anonymous Desrinda Syahfarin said...

Makasih atas doanya Bu, tapi sebenarnya saya lebih senang tinggal di Parung secara udaranya masih segar belum sumpek seperti ditengah kota begini. Insya Allah pindah ke sana kalau nanti fasilitas transportasi umum kita sudah membaik.

Semoga PT.KAI memperbaiki pelayanan masyarakat pengguna KRL, mumpung ada peningkatan pasar semenjak tarif tol naik gitu lho...

12:00 AM  
Anonymous Iskar Nursandy said...

Kayumanis ya Mbak ?? saya di Berlan,... tetanggaan nih....

Memang KayuManis padat sekali,... mana jalannya pas2an pula.

Tapi emang enaknya, di tengah kota,.. dekat kalo kemana2, apalagi sekarang ada Bus Way....

2:58 PM  
Anonymous Fatty Fathiah said...

Salam kenal, Mbak Desrinda. Sekarang masih tinggal di Kayumanis ini ? Kalau memang ada rencana untuk tidak memperpanjang, saya mau dong kontrak disitu. Saya sedang cari kontrakan rumah 2-3 kamar di sekitar Matraman, Salemba, Pramuka, Kayumanis. Bisa hubungi saya di : 0812 8947 108. Thanks ya.

2:31 PM  
Anonymous Desrinda Syahfarin said...

Masih kok, harganya sekarang Rp.8jt/tahun. Sejauh ini bebas banjir dan (yang buat saya adalah nilai tambah banget) fasilitas pendidikan di sekitar sini cukup baik.

Banyak temen yang rumahnya jauh dari kawasan Kayumanis ini bela-belain sekolah di TK/SD/SMP di Marsudirini atau Muhammadiyah, dan SMUN 31.

Saya juga hampir pasti ngontrak di sini sampai Agustus 2010...insyal Allah sampai S2 di UI Salemba nya selesai.

You're welcome to contact me anytime ya...

2:46 PM  

Post a Comment

<< Home