Thursday, June 25, 2015

Hari ke-8 Ramadhan 1436 H

Kamis, 25 Juni 2015. Hari gajian. Berarti hari bayar-bayar tagihan, hehehe...

Sekali lagi saya mendapat pesan di aplikasi Line. Beruntung! Saya berhak atas satu produk "goceng".

Berdasarkan pengalaman minggu lalu, ternyata hanya dine in (tidak bisa take away). Berarti harus membawa kantong plastik sendiri deh jika saya akan menggunakan e-voucher ini untuk mengambil cream soup yang saya suka.

Saturday, June 20, 2015

Hari ke-4 Ramadhan 1436 H

Akhir pekan pertama di bulan Ramadhan tahun ini. Sabtu. 20 Juni 2015.

Saya mengambilkan raport Alif. Alhamdulillah. Seluruh mata pelajaran mendapatkan nilai yang sama atau lebih baik daripada sebelumnya.

Friday, June 19, 2015

Hari ke-3 Ramadhan 1436 H

Saya melanjutkan tadarus Al Qur'an namun hanya sampai Al Baqarah [2:228]. Semoga akhir pekan besok akan bertambah lebih banyak firman Allah yang saya baca.

Semalam saya membuat chocolate cheese cake untuk berbuka puasa di kantor (lagi) mengawali hari ketiga di bulan Ramadhan 1436 ini.

Dibuat dari 6 butir telur ukuran besar (2 gelas kecil) yang dikocok dengan gula pasir (2 gelas kecil) dan SP sampai mengembang, lalu dicampur dengan terigu (2 gelas kecil) dan coklat bubuk (1/2 gelas kecil) lalu ditambah 200 gr mentega cair sebelum dituang ke loyang persegi 22 cm dan ditaburi 200 gr parutan keju kemudian dipanggang selama 40 menit.

Rasanya pas. Pahitnya coklat berpadu manis yang tidak terlalu dominan ditambah rasa keju yang gurih-asin.

Thursday, June 18, 2015

Hari ke-2 Ramadhan 1436 H

Saya mengawali hari kedua Ramadhan tahun ini dengan berbuka puasa bersama rekan-rekan kerja di kantor.

Saya menunggu adzan Maghrib sambil membaca Al Qur'an sampai Al Baqarah [2:188] di mushala kantor yang kecil (hanya cukup untuk shalat berjama'ah 9 orang) namun nyaman.

Alhamdulillah saya diberi rezeki mendapat kesempatan berkarya mencari nafkah di perusahaan yang menyenangkan suasana kerjanya. Kami berbuka puasa bersama dengan cemilan dan minuman yang kami siapkan juga bersama-sama.

Wednesday, June 17, 2015

Hari pertama Ramadhan 1436 H


Hari ini, Rabu - 17 Juni 2015, adalah awal Ramadhan 1436 H.

Saya ingin sekali menjadikan bulan suci ini sebagai bulan istimewa dalam usia 40 tahun ini. Saya niatkan tidak akan tertinggal menjalankan Shalat Tarawih (walaupun sendirian saja di rumah) dan Shalat Tahajud, serta harus membaca Al Qur'an beserta artinya hingga selesai satu juz setiap hari insya Allah.

Hari ini saya mengenakan gamis dipadukan dengan kerudung. Lalu sebelum meninggalkan rumah tadi pagi, saya sempatkan melakukan beberapa rakaat shalat sunnah hanya dengan pakaian ini tanpa perlu mengenakan mukena.

Then suddenly something crossed my mind: This is what I could call as modest clothing.

For Muslim ladies: You might feel being covered enough with loose shirt and pants or midi skirt. But if you still have to wear "mukena" (http://www.muslimclothing.com/womensprayergarments.html) to do five obligatory daily prayers then perhaps you haven't dressed modest enough.

Mukena memang "outer garment" yang khas Indonesia (disebut "telekung" dalam Bahasa Melayu yang digunakan di Pulau Sumatera dan juga negara tetangga Malaysia).

Menurut Wikipedia, konon mukena adalah busana perempuan yang diperkenalkan para wali (mungkin Wali Songo di abad ke-14?) pada saat menyebarkan agama Islam di Nusantara.

Busana tradisional bagi perempuan di beberapa daerah di Indonesia saat itu (bahkan hingga kini) tentunya sebagian besar bermodel "terbuka" (misalnya hanya berkemben atau kebaya tanpa penutup kepala) sehingga tidak memenuhi syarat "menutup aurat" untuk melakukan shalat namun para wali itu sepertinya tidak mengambil "jalan keras" dengan mewajibkan perempuan yang baru memeluk agama Islam untuk seketika mengenakan busana serba tertutup (seperti yang dijalankan di Iran dan Arab Saudi sekarang) setiap kali menjalankan aktivitas sehari-hari seperti berladang, dll. Maka diperkenalkanlah mukena yang menutup seluruh anggota badan kecuali wajah dan telapak tangan untuk memenuhi syariat pada saat melakukan shalat.

Uniknya, berbeda dengan busana serupa di bagian-bagian dunia lain yang penduduknya mayoritas Muslim (disebut "abaya" di Semenanjung Arab dan Afrika Utara, disebut "chador" di Timur Tengah, disebut "hejab" di Asia Selatan), mukena benar-benar hanyalah busana untuk shalat dan biasanya tidak akan dikenakan di luar masjid. Mukena juga jarang sekali dikenakan di luar ruangan seusai melakukan shalat di rumah atau di mushola dalam pusat perbelanjaan, dll. Memang ada saja yang mengenakan mukena di jalan-jalan namun sebatas dalam perjalanan dari/ke rumah ke/dari masjid (misalnya sebelum/sesudah Shalat Hari Raya) tapi mukena lebih dilihat sebagai "busana suci" yang eksklusif hanya dikenakan untuk melakukan shalat.

Setelah berkeliling ke beberapa negara dari Turki sampai Australia, saya perhatikan hampir semua Muslimah mengenakan baju sehari-hari saja pada saat melakukan shalat di masjid (because they've dressed modestly enough anyway). Buat mereka, mungkin, ber-Islam sepenuhnya berarti selalu siap untuk menjalankan shalat lima waktu sehingga selalu berbusana "siap shalat" setiap kali keluar rumah. Beda khan dengan sebagian Muslimah di Indonesia atau Malaysia? CMIIW.

Being modest.

Saya meninggalkan kantor setelah Shalat Maghrib sehingga sampai di rumah pada saat jamaah di masjid-mushola sudah akan menyelesaikan Shalat Isya. Maka akhirnya saya bertarawih di rumah sendiri saja.

FIRST DAY SUPPLICATION:

Sebelum tidur, saya membuat green tea cake untuk berbuka puasa besok di kantor.

Bahan-bahan dan cara membuatnya: 8 butir telur (2 gelas kecil) dikocok dengan gula pasir (dengan takaran yang sama) ditambah SP hingga mengembang. Masukkan tepung terigu (2,5 gelas kecil) yang sudah diberi baking powder, ditambah 200 gr mentega cair dan pewarna/aroma makanan teh hijau. Tuangkan ke dalam loyang persegi ukuran 22 cm (diolesi mentega dan ditaburi terigu). Panggang dalam oven panas selama 30-40 menit. Hasilnya 32 potong, saya bawa ke kantor sebanyak 24 potong. Enak lhooo...

Labels: