Saturday, December 13, 2008

My 2nd Sweet Seventeen di Sekolahan




Rabu, 10 Desember 2008, adalah hari ulang tahun saya yang ke-34. It's my second sweet seventeen, khan 2 x 17 = 34, hehehehe...

Biasanya setiap tahun, pada tanggal ini saya pasti ada di luar kota. Waktu ultah ke-20, di puncak Gunung Gede. Ultah tahun lalu ke Bali. Agak kecewa juga karena tahun ini tidak bisa ke luar kota, ada yang harus dikerjakan pada tanggal 9 dan 11 Desember lalu, tidak bisa ditinggalkan. Lagipula 12-13 Desember ini ada ujian akhir semester (UAS), dan proyek di PLN tenggat waktunya 15 Desember. Akhirnya saya sehari itu di Jakarta saja, bahkan menghabiskan setengah hari di Daan Mogot untuk mengurus SIM A yang tepat habis masa berlakunya.

Ultah ke-17, 17 tahun yang lalu, saya masih di Palembang. Tahun terakhir di bangku SMA, saya masih ingat rasanya sibuk belajar untuk menghadapi UMPTN di depan mata. Waktu itu, tidak punya bayangan saya mau jadi apa, cita-cita pun tidak jelas. Bingung sekali, harus pilih jurusan apa di perguruan tinggi? Mampukah saya masuk universitas negeri? Perguruan tinggi swasta jelas tidak terjangkau dengan keuangan keluarga saya saat itu.

Saat ini, 17 tahun kemudian, saya sudah melalui banyak hal. Ternyata diterima di Farmasi UI, Agustus 1992, lalu tahun berikutnya pindah ke Elektro UI, Agustus 1993. Menjadi anggota KAPA FTUI, September 1994, dan menikmati perjalanan-perjalanan indah hingga ke Sumbawa, Januari 1995. Aktif dalam kegiatan-kegiatan mahasiswa, 1996-1998 (seru juga jamannya demo dan dikejar-kejar polisi dulu), diselingi sekian bulan menjadi freelance di yayasan nirlaba Bakrie Group dan ICMI.

Ada "sesuatu" yang berat rasanya untuk dilepas, pada saat saya sidang sarjana, 31 Desember 1998. Status "mahasiswa" sebenarnya sangat menyenangkan. Termasuk golongan orang "dewasa muda" yang sudah cukup "besar" untuk melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak-anak atau remaja, tetapi juga masih terlalu "kecil" untuk memikul tanggung jawab selayaknya orang "dewasa beneran".

Then life goes on...akhirnya jadi karyawan di beberapa perusahaan (sampai saat ini sudah pindah perusahaan sebanyak 7x dalam waktu 10 tahun pengalaman kerja). Each workplace has thaught me values, banyak nilai-nilai yang diajarkan kepada saya untuk peningkatan kualitas diri agar lebih efektif dan efisien dalam bekerja. Saya beruntung selalu punya line manager yang cerdas dan baik hati mau membagi ilmu mengenai banyak hal, kebanyakan mengenai teori-teori kepemimpinan (problem solving, team working, dll). Sepuluh tahun berlalu, banyak sudah teman-teman yang datang dan pergi dalam kehidupan kerja saya.

Jika tahun-tahun sebelumnya saya selalu makan-makan bareng rekan kerja, maka tahun ini nasi kuningnya buat teman-teman sekelas di Program Magister Teknik Industri UI saja. Pas banget waktunya, antara UAS Ekonomi Teknik (17:00 - 19:00) dan UAS Teknik Kuantitatif (19:30 - 21:30), Jumat - 12 Desember 2008.

Got to make plans, now. Where I gonna be at my 51st birthday? Saya belum tahu akan mengalami apa dalam jangka waktu 17 tahun ke depan. Yang jelas Presiden RI pasti akan sudah berganti beberapa kali lagi (hanya satu presiden dalam 17 tahun pertama kehidupan saya, hahahaha...). Alif, buah hati bunda, akan sudah berusia 21 tahun, mestinya sudah hampir lulus kuliah (mungkin sudah punya pacar hehehehe...).

“God, give us grace to accept with serenity the things that cannot be changed, courage to change the things that can be changed, and the wisdom to distinguish one from the other.” - Reinhold Niebuhr

20 Comments:

Anonymous Gufron Sumariyono said...

Beda umur dengan saya seperti deret ukur .... Selamat ulang tahun perjalanan masih panjang....semoga sukses selalu

7:13 AM  
Anonymous Sam Dj Sukardi said...

Uuugh sedih juga ya kalau kita runtut ke belakang lagi, tanpa disadari ternyata waktu telah berjalan sekian lama, selamat ulang tahun bu, sukses dalam segalanya dunia akhirat, salam juga buat alif dan keluarga.
Mana empek-empeknya.
Kalau liat kisah perjalanannya aku jadi ngiri, sepertinya aku lebi byk jalan di tempat.

7:27 AM  
Anonymous Desrinda Syahfarin said...

Iya, Pak. Perjalanan saya masih panjang banget khan...

Kadang iri dengan kesuksesan Pak Gufron, Bang Aswil dan para senior lain. But I keep it in mind bahwa semuanya mendapatkan hal-hal tersebut setelah melalui perjuangan dan punya orientasi khan?

Terus terang saya ingin kerja expatriasi kayak Pak Gufron tahun 70an, ingin jadi vice presiden di perusahaan multinasional seperti Bang Aswil, tapi nggak punya bayangan...gimana ya caranya? Ibarat mau naik gunung, tapi jangankan peta...kompas pun nggak punya. Hanya ada patokan visual bahwa tujuan pendakian adalah ke "sana".

What am I gonna be at your age ya Pak?

8:07 AM  
Anonymous Desrinda Syahfarin said...

Wah, lama banget...jadinya berharap bahwa "lama banget" berikutnya akan lebih berkualitas. Aku khan nggak mau 17 tahun lagi nengok ke masa-masa ini dan bilang, "Seandainya waktu bisa diputar balik ke saat umurku baru 34 tahun, maka aku akan..."

Masa' jalan di tempat sih Mas? Katanya, kemarin khan naik Tiger ke Bandung... :)

8:13 AM  
Anonymous Sam Dj Sukardi said...

Yup haruslah Bu, kualitas harus lebih bagus.
Aku juga masih pengen lanjut kuliah lg tapi entah kapan.

Huehehe bisa aja.

8:23 AM  
Anonymous Desrinda Syahfarin said...

Aku baru-baru ini bilangin ke seorang teman yang baru berusia 26 tahun. Pendidikannya D3, sehingga kemungkinan mempersulit kenaikan karir menjadi manager karena banyak perusahaan biasanya mensyaratkan latar belakang pendidikan minimal S1 untuk posisi ini.

Aku bilang, "Elo ambil deh S1 sekarang, paling cuma dua tahun khan? Kalau melanjutkan S2 juga hanya nambah dua tahun berikutnya...dan itu hanya sebentar lho. Elo lihat gw sekarang umur 34 baru satu semester di Teknik Industri, mestinya umur 34 (8 tahun lagi) elo udah lebih baik daripada gw, udah dapat gelar master!"

Yeah, kalau tidak sekarang, kapan lagi? Jarum jam khan tidak akan pernah berhenti berputar? Waktu berjalan terus, mesti dimanfaatkan dengan optimal...

*hehehehe...aku mah cuma bisa ngomong doang*

8:33 AM  
Anonymous Sam Dj Sukardi said...

Wah tengkyu, aku ekonomi, kalau mau ambil S2 bagusnya apaan ya ?

9:19 AM  
Anonymous istana sari said...

iya nih...yg baru aja ultah..life goes by quickly ya Des..

10:11 AM  
Anonymous istana sari said...

Des..dikau kuliah lagi byr sendiri or sponsor dari kantor nih..

10:11 AM  
Anonymous Sam Dj Sukardi said...

Ssssst jangan kedengaran temen2 kantornya Mbak, nanti pd ngiri hihihi

10:14 AM  
Anonymous dian onasis said...

wah..dian gak bisa bayangin harus adaptasi dalam dunia kerja 7 x dalam 10 tahun ...hehehe..
soalnya seumur2 dian cuma 2x pindah kerja.. tahun 97-98 di danamon plaju, dan 98 ampe sekarang di unsri.. sementara suami dian juga selama 15 tahun kerja, cuma 3x ganti tempat kerja.. dan papa dian juga seumur hidupnya cuma 2x ganti tempat kerja..

jadi gak kebayang harus 7x pindah kantor..
adaptasinya itu lho..hehehehe....

waaah.. nasi kuningnya gak nyampe ke pamulang caknyo ye.. ^_^

10:44 AM  
Anonymous Sam Dj Sukardi said...

Iya sini nasi kuningnya titip ke aku mumpung lg di Jagakarsa nih hehehe

11:15 AM  
Anonymous Desrinda Syahfarin said...

Bayar sendiri lah ya...makanya baru sekarang, soalnya tabungannya berhasil dikumpulkan ya udah umur segini ini. Dulu khan (waktu masih muda) prioritasnya masih beli baju, sepatu, trus hang out sama temen-temen, mana kepikiran mau kuliah lagi, hehehe...

11:18 AM  
Anonymous Desrinda Syahfarin said...

Aku kirim fotonyo bae ye, hihihihi...

BTW si Mbak masakannya lumayan enak nih, jadi kepikiran bikin katering aja kali ya? Abisnya kalau karyawan kantoran gini mah ribet...kerja nggak beres, belajar nggak sempet.

11:20 AM  
Anonymous Sam Dj Sukardi said...

Mbak sekarang di UI biayanya berapa ?

11:21 AM  
Anonymous Sam Dj Sukardi said...

Wah iya tuh mbak buka ketring aje, lumayan lho untungnya bìsnis makanan.

11:23 AM  
Anonymous Desrinda Syahfarin said...

Kalau di FTUI, biayanya ada di http://www.eng.ui.ac.id/faq/biaya_studi.html

Banyak yang nanya, kok saya ambil Teknik Industri? Sebenarnya kalau dilihat dari kurikulumnya (http://www.ie.ui.ac.id/index.php/Master-Info/Tabel-Kurikulum-S2-Magister.html) maka mirip deh sama MM. Yang membedakan, pendekatan dalam segala case study selalu secara kuantitatif (lebih banyak "berhitung", bukan kualitatif).

S2 TI UI juga terbuka untuk alumni FE kok, http://www.ie.ui.ac.id/index.php/Master-Info/Informasi-Pendaftaran.html

Saya hitung, biaya pendidikan hingga lulus nanti = Rp.16,700,000 (semester pertama) + 3xRp.11,100,000 (semester 2-4) totalnya pas banget Rp.50jt.

Lebih murah dong daripada MM UI (untuk tahun 2008/2009 ini totalnya Rp.88,15jt). MM Prasetya Mulya juga konon udah Rp.80jt an. Yang masih murah sih (katanya) MM Binus (Rp.60jt) atau MM UPH (Rp.45jt).

Mendingan daftar sekarang deh, Mas. Jangan-jangan tingkat inflasi yang tinggi begini juga membuat SPP dll biaya pendidikan menjadi semakin tinggi.

Jadi, sampai jumpa di Salemba? :)

PS. Buka kateringnya entar-entar aja, kalau udah santai selepas lulus S2, supaya nggak usah kerja keras di dapur gitu buat ngumpulin duitnya hehehehe...

4:07 PM  
Anonymous Sam Dj Sukardi said...

Hahaha pengen c, tp duitnya oe yg blm bersahabat.

4:33 PM  
Anonymous Yusuf Moch. said...

wuik... ga sadar kita beda 17 tahun ya des.... ampiunnnnn... tuiwir deh gue..... harusnya saya udah s3 dong des.... hehehehe

7:54 AM  
Anonymous Desrinda Syahfarin said...

Ah nggak juga, kok Om. Setiap orang khan beda prioritasnya. Kalau aku memang sementara ini berorientasi jadi kuli terus aja dulu (empat bulan ini mencoba berwirausaha kok ya gagal proyeknya, sehingga balik lagi ngelamar kerja di sana sini deh), makanya ambil S2 supaya menjadi nilai tambah dalam CV.

Om Iyoes khan ternyata rezekinya sebagai business owner...pastinya sibuk banget dan nggak punya waktu untuk bikin PR remeh temeh kayak aku... :)

8:23 AM  

Post a Comment

<< Home